WELCOME TO MY BLOG :)

Rabu, 24 Agustus 2011

Wait My Love

Wait My Love
Author : DaePheeca_blingers  
Cast : Kim Jonghyun, Lee Jungsun, etc.
Lee JungSun adalah seorang gadis remaja yang dilahirkan di Tokyo. Beberapa hari yang lalu, dia pindah ke Seoul karena pekerjaan orang tuanya yang mengharuskan ia pindah ke Seoul. Dan pastinya, dia juga pindah sekolah. Dia masih duduk di bangku SMA. Sebenarnya, dia juga merasa kesepian karena dia tidak ada yang menemaninya. Kalau orang tuanya sedang sibuk bekerja, dia selalu ditemani oleh sahabat-sahabat dekatnya. Tapi sekarang, dia hanya sendiri di rumah.
Besok dia akan melanjutkan sekolahnya di sekolah barunya. Dia hanya berharap bahwa ia akan mendapat teman-teman yang baik sebaik dengan sahabat-sahabatnya di Tokyo.
^ JungSun poV ^
“JungSun.. bangun.. hari ini kan kau akan sekolah.. cepat bangun.. nanti kau terlambat..” teriak umma.
“Nae umma..” kataku.
Seketika itu aku bangun. Aku segera mandi. Lalu, aku makan.
“Umma.. appa mana.. ko’ kayaknya dari tadi aku ga’ liat appa sih..” kataku.
“Appa sudah berangkat dari tadi pagi..” kata umma.
“Terus, kenapa umma ko’ ga’ berangkat juga??” tanyaku.
“Umma hari ini sedang tidak enak badan.. jadi hari ini kau akan naik bis untuk pergi ke sekolahmu” kata umma.
“Nae umma..” kataku.
Aku menunggu bis itu di halte. Lama sekali bis itu tidak datang-datang juga. Setelah beberapa menit aku menunggu, akhirnya bis itu datang juga. Aku langsung naik bis itu.
Ternyata bis yang aku naiki sekarang ini sangatlah penuh. Tidak ada satu pun tempat duduk yang kosong. Aku terpaksa harus berdiri. Huft.. hari ini sangat menyusahkan saja.
“Auh..” kataku sedikit berteriak.
“Kau ini.. apa kau tidak bisa sedikit berhati-hati sih..” kata seseorang yang tak sengaja ku tabrak karena terlalu kesal berada di dalam bis yang membosankan ini.
“Ohh.. Mianhae.. Jongmal Mianhae..” kataku sambil membantunya mengambil barang-barangnya yang terjatuh.
Setelah beberapa menit membantunya mengambil barang-barangnya, aku dan dia pun segera berdiri. Aku memberikan barang-barang itu padanya. Dia yang dari tadi tak pernah sedikit pun menoleh kepadaku, akhirnya menatapku.
“Ada apa?? Kenapa kau menatapku seperti itu..” kataku dengan heran. Dia menatapku tanpa berkedip sekalipun. Aku pun segera membuyarkan lamunannya itu.
“Apa ada yang salah denganku..” kataku lagi.
“Oh.. aniya.. tak ada yang salah denganmu.. hanya kecerobohanmu itu.. yang salah padamu..” katanya.
“Mianhae.. aku telah membuatmu terjatuh..” kataku.
Belum sempat dia membalas ucapanku, dia pun turun dari bis. Tak ku sangka aku pun juga harus turun karena aku sudah sampai di tempat yang kutuju, Seoul Senior High School.
Saat pelajaran tiba pun, aku tetap tidak bisa konsentrasi karena memikirkan hal di bis tadi. Oh.. aku baru ingat, kenapa aku tadi tidak menanyakan namanya.. Ohh.. aku benar-benar menyesal. Dia memang terlihat kejam, tapi dia sungguh tampan. Dan.. aku tau, dia itu sebenarnya sangatlah baik.
Bel pulang sekolah pun berbunyi. Hah.. akhirnya.. hari yang membosankan ini berakhir juga. Tapi, sepertinya.. hari ini tak akan berhenti sampai aku pulang sekolah saja. Sepertinya, aku harus tetap naik bis agar aku dapat pulang.. Huft.. sangat menyebalkan sekali..
“Anyeong haseyo..” kata seseorang di belakangku.
“Anyeong haseyo..” kataku sambil menoleh ke belakang.
“Apa kau masih mengingatku..” kata namja itu.
“Hehm.. oh.. kau namja yang aku tabrak tadi pagi kan.. apa kau sekolah di sini??” kataku.
“Nae.. aku kelas 10A.. kau sekolah di sini juga.. tapi kenapa aku sepertinya tidak pernah melihatmu ya..” katanya.
“Oh.. nae.. aku baru pindah dari Tokyo 2 hari yang lalu.. orang tuaku di tugaskan pindah kerja ke Seoul.. aku kelas 10C” kataku menerangkan.
“JongHyun.. Kim JongHyun imnida..” katanya sambil sedikit membungkuk.
“Lee JungSun imnida.. senang berkenalan denganmu JongHyun oppa..” kataku sambil membungkuk juga.
“Waeyo kau memanggilku oppa.. apa aku terlalu tua darimu.. kita kan sama-sama masih kelas 10..” kata JongHyun.
“Nae.. tapi..” kataku yang dipotong oleh JongHyun.
“Sudahlah.. jangan cerewet.. panggil aku JongHyun saja..” katanya.
“Nae.. nae.. tapi…….” kataku yang dipotong oleh JongHyun lagi.
“Sudahlah.. aku kan sudah bilang.. jangan cerewet.. hehm.. karena kau tadi sudah menabrakku.. kau harus ikut denganku tanpa membantah..” katanya sambil menarikku.
“Shiroh.. aku tak mau.. kau akan bawa aku kemana.. jebal.. jangan bawa aku ke kantor polisi.. aku benar-benar tidak sengaja.. jebal..” kataku memohon.
JongHyun pun segera menghentikan langkahnya.. Dia tertawa lepas tak henti-henti.. Aku sangat bingung dengan tingkahnya itu.. Sepertinya aku tadi tidak bergurau.. tapi.. waeyo dia tertawa?? Apa memang benar-benar ada yang aneh padaku kali ini..
“Kau ini kenapa sih.. aku tak sejahat apa yang kau pikir tau.. makanya.. aku bilang jangan cerewet.. tinggal kau turuti kalimat itu kenapa sih.. apa susahnya??” kata JongHyun oppa.
“Nae.. mianhae karena aku telah menyusahkanmu.. habis kau langsung menarikku saja sih..” kataku.
Tanpa membalas omonganku, dia langsung menarikku. Aku hampir saja terjatuh.. Huhh.. apa dia akan menghukumku dengan menjatuhkanku juga.. Setelah beberapa menit aku harus menahan rasa sakit tanganku karena tarikannya, akhirnya aku sudah sampai di tempat yang diinginkannya. Dia membawaku ke sebuah restaurant.
“Untuk apa kau mengajakku ke sini??” tanyaku heran.
“Aku lapar tau.. emang di tempat kayak gini mau ngapain lagi kalau ga’ makan.. ayo cepat.. perutku sudah tidak tahan lagi nih..” jawabnya.
“Ya aku pikir kita hanya lewat saja..” kataku sedikit kesal.
“Ayo cepat masuk..” katanya sambil berlalu menuju restaurant itu.
“Nae..” kataku menyusulnya masuk ke dalam.
Aku tak tau mungkin karena dia terlalu lapar atau bagaimana, tapi dia memesan banyak sekali makanan. Yang jika aku hitung akan menghabiskan uang sakuku 1 minggu. Tunggu, apa dia memesan banyak makanan ini karena dia nanti akan menyuruhku yang membayarnya. Arghh.. kenapa seperti ini sih..
“Tenang saja.. aku hanya menyuruhmu menemaniku makan.. aku tidak akan menyuruhmu membayar semua ini..” katanya seolah-olah bisa membaca pikiranku.
“Hehm.. aku pikir karena kesalahanku itu kau akan menyuruhku membayar semua ini.. kau tau.. jika itu benar-benar terjadi pasti aku akan diet 1 minggu penuh..” kataku menjelaskan.
Tak ku sangka.. Dia akhirnya tertawa juga.. Ini termasuk kedua kalinya aku melihat dia tertawa.. Setelah sekian lama aku bertemu dengannya.. Memang dia jarang sekali tertawa padaku.. Hehm.. kenapa saat dia tertawa seperti ini hatiku merasa tenang dan nyaman?? Ada apa denganku?? Aku tak pernah merasa senyaman ini sebelumnya..
“Mianhae JongHyun-ssi.. aku permisi ke kamar kecil dulu..” kataku pamit.
Dia hanya menjawabku dengan menganggukkan kepalanya.. Ya.. mungkin karena dia sedang menikmati makanan-makanan yang sedang ada di hadapannya itu..
“Hehm.. sudah jam 2 siang..” kataku santai.
Hah.. jam 2 siang.. Aku sudah bersamanya kurang lebih 2 jam.. Kenapa aku tak menyadari hal ini?? Oh my god.. Aku harus cepat cepat pulang.. Aku yakin.. umma dan appa pasti sudah mengkhawatirkanku..
“JongHyun-ssi.. aku harus pulang dulu.. aku pasti sudah ditunggu oleh..” kataku dipotong oleh JongHyun. Kenapa dia senang sekali memotong pembicaraan orang lain..
“Ditunggu?? Namjachingumu?? apa kau sudah memiliki namjachingu?? aku ingin tau.. orang seperti apa yang tahan dengan kecerewetanmu ini..” katanya.
“Aku tak memiliki seorang namjachingu pun tau.. makanya.. jangan suka motong-motong omongan orang lain dong.. jadi salah paham kan.. aku pasti sudah ditunggu oleh orang tuaku tau.. itu maksudku.. bukannya namjachingu..” kataku menjelaskan.
“Oh.. nae.. aku pikir kau sudah punya seorang namjachingu..” jawabnya.
“Baiklah.. ayo kita pulang.. aku juga sudah merasa kenyang sekarang..” katanya lagi.
“Aiss.. kau ini.. giliran sudah kenyang saja.. baru ngajakin pulang.. ya udahlah.. aku juga sudah cape’ dengerin omelanmu yang menyuruhku nglakuin ini.. nglakuin itu..” kataku.
“Kajja..” katanya singkat.
Akhirnya kami pun naik bis lagi.. Aku turun terlebih dulu.. Saat turun dari bi situ, aku merasa ada sesuatu yang tertinggal di situ.. Aku merasa tak ingin berada jauh dari JongHyun-ssi.. Haahh.. bodohnya aku.. Kenapa aku tadi tak meminta nomer telponnya saja ya?? Haduh.. JungSun-ahh.. Kau ini memang seorang yeoja babo.. Babo..
Aku segera masuk ke rumahku, terutama kamarku. Setelah menemani JongHyun tadi, aku merasa sangat pegal. Akhirnya, aku langsung membaringkan tubuhku ke tempat tidurku. Belum sampai aku memejamkan mata, ku dengar HP-ku bergetar. 1 pesan dari.. Hahh.. aku tak menyangka.. Yang mengirimkan 1 pesan itu adalah JongHyun-ssi.
#Anyeong babo-ya..# begitulah bunyi pesan dari JongHyun.
Akhirnya pun aku menjawab sebuah message itu.. Bertemu dengannya atau tidak, dia tetap saja mengesalkan.. Selalu menggangguku saja..
#Hah.. apa kau bilang?? dasar kau namja micheo.. kau tau nomer HP-ku dari siapa hah??# balasku kesal.
#Maka dari itu aku bilang kalau kau ini babo.. masak kau tak tau dari mana aku mendapatkannya.. bukannya di HP-mu sendiri sudah ada namaku ya!!# balasnya menyindirku.
#What?? What do you say?? Your name?? Oh my god.. nama sama orangnya beda banget.. biasanya nama itu berhubungan sama sifat.. lha kamu.. jauh dari harapan.. sifat kayak penjahat gitu dibilang Prince?? mau jadi apa dunia ini??# balasku mengejeknya.
#Enak saja.. kau tau tidak.. bukan aku yang memberikan nama itu untukku.. tapi semua cewek yang mengejar-ngejar aku.. mereka semua banyak yang 1 kelas sama kamu ko’.. masak ga’ tau sih.. ga’ modern banget tau kalau kayak gitu doang aja ga’ tau..# balas JongHyun-ssi lagi.
#Hah?? mungkin mereka lagi ngantuk kali makanya mereka ngasih nama itu ke kamu.. ga’ tau sifat sebenarnya kali..# balasku.
#Hehm.. lihat saja kau nanti ya.. aku yakin kau akan ikut mereka menjadi salah satu fans beratku.. lihat saja nanti.. kau juga yang akan memanggilku dengan kata-kata Prince pertama kali..# balasnya sedikit sombong.
#Aku juga yakin bahwa aku tak akan melakukan itu selama aku masih hidup..# balasku meyakinkannya.
#Terserah kau saja lah..# kata JongHyun pasrah.
Tak tau kenapa.. Tiba-tiba aku langsung tertidur pulas. Mungkin karena aku terlalu capai makanya aku tertidur..
Setelah aku terbangun, aku langsung terkejut setelah melihat jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 17.30.. Arghh.. aku sudah tertidur kurang lebih 2 jam.. Seperti kebiasaanku setiap hari.. Setiap bangun tidur, aku selalu mencari HP-ku.. Tak ku sangka.. Memang aku benar-benar kesepian hari ini.. Tak ada yang mengirimkan 1 pesan pun padaku.. Apa memang tak ada yang peduli denganku?? Hah.. kenapa aku berpikiran buruk lagi.. Mungkin saja semua teman-temanku itu sedang sibuk sekali. Hehm.. mungkin lebih baik aku membantu umma saja di dapur.. Mungkin dia sedang menyiapkan makan malam untuk keluargaku.
Saat aku pergi ke dapur, tak ada 1 orang pun di sana.. Aku beranjak pergi dari dapur menuju meja makan.. Ku lihat sebuah surat terletak di sana. Segera kuambil dan kubaca surat itu.
Dear JungSun-ah.
Mianhae umma tak membicarakan ini padamu. Umma sebenarnya ingin membicarakan ini denganmu, tapi umma lihat kau tadi sedang tertidur sangat pulas sekali.. Jadi umma tak jadi membangunkanmu.. Umma dan appa akan pergi ke luar kota untuk beberapa hari karena tugas kerja kami.. Mianhae karena tak membicarakan hal ini padamu sebelumnya.. Jaga dirimu baik-baik ya, Jagi-ah.. Jika kau ada apa-apa, bicara saja pada umma atau appa..
Umma dan appa menyayangimu
Saat membaca surat itu, aku merasa sedikit sedih karena harus berpisah dengan kedua orang tuaku untuk beberapa hari.. Lengkap sudah penderitaanku hari ini.. Hari ini memang benar-benar menyebalkan saja..
Karena perutku sudah mengeluarkan suara bandnya itu, akhirnya aku memutuskan untuk membuat mie instan untuk mengganjal perutku yang kelaparan ini..
Selama beberapa hari aku tinggal seorang diri di rumah ini, tak ada 1 orang pun yang menemaniku di rumah.. Umma dan apa hanya menanyakan kabarku lewat pesan atau menelponku.. Untung saja aku memiliki seorang chingu yang bias menemaniku meskipun hanya mengirimiku pesan saja..
~Suatu hari~
“Huahmpp.. sudah jam berapa ya ini?? tapi tak apa lah.. hari ini kan Minggu.. jadi aku tak usah bersusah payah untuk bangun dan menyiapkan keberangkatanku ke sekolah..” kataku sambil melihat jam di dinding kamarku.
Mungkin karena aku sudah terlalu banyak tidur, maka dari itu, aku sudah tak mengantuk lagi. Aku akan pergi belanja barang-barang kebutuhanku untuk beberapa hari ini. Aku berbelanja di sebuah supermarket yang tak jauh dari rumahku.
“Auh.. mianhae..” kataku sedikit bersalah.
“Oh.. nae..” kata seseorang yang kutabrak saat berada di supermarket itu.
“Gwenchanayo..” kataku.
“Gwenchana..” jawabnya.
“Lee JinKi imnida..” katanya sambil membungkuk.
“Lee SungJun imnida..” kataku sambil membungkuk juga.
“Aku harus memanggilmu apa??” kataku lagi.
“JinKi saja..” katanya santai.
“Hyung..” kata seseorang lagi di belakang JinKi.
“Dia TaeMin.. Lee TaeMin..” kata JinKi menjelaskan.
“Lee JungSun imnida..” kataku sambil membungkuk.
TaeMin pun membungkuk juga.
“Kalian hyung and dongsaeng ya?? Tapi ko’ ga’ mirip sih??” kataku heran.
Sejenak mereka tertawa.. Aku semakin heran dengan tingkah laku mereka.. Aku rasa.. aku tadi tak sedang bercanda..
“Memangnya semua orang yang memanggilku hyung itu adalah adikku??” kata JinKi.
“Dia hanyalah tetanggaku.. karena dia lebih tua dariku.. makanya aku memanggilnya hyung..” kata TaeMin menerangkan.
“Oh.. mianhae.. aku pikir kalian itu hyung and dongsaeng.. habis.. kalian akrab banget sih..” jelasku.
“Oh.. dia memang sudah aku anggap sebagai dongsaengku sendiri..” kata JinKi.
“Oh.. hyung.. semuanya sudah aku ambil.. tinggal kau saja yang membayarnya..”  kata TaeMin sambil menunjukkan keranjang yang dibawanya.
“OK!! JungSun.. kami harus pergi dulu ya..” kata JinKi berpamitan.
“Oh.. nae.. senang bertemu dengan kalian..” kataku.
“Kami juga senang bisa bertemu denganmu.. kau adalah seorang yeoja yang menyenangkan..” kata TaeMin.
“Oh.. gomawoyo..” kataku.
“TaeMin-ahh.. ayo cepat.. aku nanti yang kena marah ummamu karena terlalu lama membawamu..” kata JinKi.
Setelah mereka pergi, aku segera membeli semua barang yang aku butuhkan.. Saat aku menunggu pembayaran selesai, aku meraba semua saku yang ada di celanaku.. Oh my god.. Aku lupa membawa HP-ku.. Aku ingin cepat-cepat pulang untuk mengambil HP-ku itu.. Kenapa aku sangat ceroboh sekali sih..
~Di rumah~
Ku lihat terdapat 15 message dan semuanya dari Prince JongHyun.. Hah.. mungkin aku terlalu lama berada di supermarket itu.. Setelah kubuka semua pesan itu.. Semua pesan itu menyuruhku untuk menemuinya di taman dekat rumahku.. Arghh.. dia mau apa lagi sih..
Aku tak menghiraukan semua pesan yang dia kirim itu.. Perutku pun seperti menyetujuinya.. Mulai dari tadi pagi aku belum makan sama sekali.. Aku pun memutuskan untuk membuat makanan terlebih dahulu.. Setelah makan, aku memutuskan untuk menonton TV saja.. Tapi.. 1 pesan kembali hadir di HP-ku dan dari JongHyun-ssi lagi.. Lagi-lagi dia.. Mau apa sih namja itu??
#Aku akan tetap menunggumu di taman ini, JungSun-ah..# isi pesannya lagi.
#Kau memang benar-benar micheo.. sekarang ini kan sedang turun salju.. kenapa kau nekat seperti ini.. kemana otakmu JongHyun-ahh..# jawabku sedikit memarahinya.
#Jebal.. sebentar saja.. jika kau memang benar-benar peduli denganku.. jebal.. jika kau tak datang aku akan menunggumu sampai kau akan datang untuk menemuiku..# katanya memohon.
#Kau memang benar-benar namja yang paling micheo yang pernah aku lihat.. kau akan menungguku sampai kapan pun aku tak akan datang.. aku sedang sibuk# jawabku menolak.
Beberapa saat setelah aku mengirimkan penolakanku itu, dia tak lagi membalas pesanku. Apa dia sudah pulang?? Atau dia masih tetap menungguku seperti yang dikatakannya tadi?? Arrgghh.. masak aku harus menemuinya sekarang.. Tapi cuaca memang benar-benar tak mendukungku untuk keluar rumah sekarang.. Tapi.. baiklah.. hanya sebentar saja..
~Di taman~
“JongHyun-ahh..” kataku memanggilnya.
“JungSun-ssi.. aku yakin kau akan datang menemuiku..” jawabnya dengan rasa kedinginan karena memang dia tak memakai pakaian yang bisa menghangatkannya.
“Kenapa kau tak memakai pakaian yang akan menghangatkan tubuhmu?? apa kau memang benar-benar ingin mati membeku di sini??” jawabku sedikit memarahinya.
“Aku sudah di sini sebelum salju ini turun.. aku sudah menunggumu sekitar 2 jam.. kenapa kau lama sekali, hah??” jawabnya dengan rasa dingin yang menjadi-jadi.
“Kenapa kau memarahiku?? kau sendiri yang nekat menungguku.. aku pikir kau juga sudah pulang..” kataku sedikit kesal.
“Aku tak akan mengingkari omonganku sendiri untuk menunggumu sampai kau datang menemuiku..” jawabnya mantap.
“Kenapa kau senekat ini.. ada apa dengan dirimu.. kau tak seperti JongHyun yang aku kenal tadi pagi..” kataku heran dengan tingkah lakunya.
“Aku ingin membicarakan sesuatu padamu.. sesuatu yang sangat penting yang sudah tak bisa ku pendam lebih lama lagi..” katanya sedikit menahan rasa dinginnya.
“Memang kau mau bicara apa denganku.. apakah hal ini lebih penting dari kesehatanmu sekarang..” tanyaku penasaran.
Belum mengucapkan apa yang ingin JongHyun-ssi katakan.. Tapi, dia sudah pingsan.. Untung saja aku masih sempat menahannya sebelum dia terjatuh.. Tapi harus aku apakan namja ini?? Aku sendiri tak tau di mana rumahnya.. Yah.. terpaksa saja.. aku harus membopongnya ke rumahku.. Tapi karena dia terlalu berat jika aku membopongnya sendiri.. Aku pun memanggil MinHo, tetanggaku yang seumuran denganku untuk membantuku membopongnya..
~Di rumah~
Aku memegang dahi JongHyun-ssi.. Sepertinya dia demam karena berada di taman di cuaca seperti ini tanpa pakaian yang bisa menghangatkannya.. Aku pun berlari mengambil baskom, air, dan kain untuk mengompresnya..
“Jadi dia ini temanmu??” tanya MinHo.
“Nae.. waeyo??” tanyaku.
“Aku melihatnya tadi sebelum salju ini turun.. dia memang sudah berada di taman itu.. tapi aku tak menyangka kalau dia akan berada di sana sampai sekarang.. apa dia di taman itu untuk menunngumu??” jelas MinHo.
“Nae..” jawabku singkat.
“Sepertinya ada sesuatu hal yang penting yang mengharuskan dia menunggumu sampai seperti ini.. memang dia tak berbicara denganmu kalau dia menunggumu di taman itu??” tanyanya lagi.
“Dia memang sudah bilang padaku kalau dia menungguku di sana.. tapi aku tak menghiraukannya.. aku pikir dia hanya bercanda.. karena memang dia suka sekali mengerjaiku..” jelasku.
“Sepertinya dia ini namja yang tak pernah mengingkari ucapannya sendiri.. ya sudah.. kau tak apa kan aku tinggal sendiri..” katanya sambil bersiap diri ingin pulang.
“Nae.. aku tak apa..” kataku meyakinkan.
“Ya sudah kalau begitu aku akan pulang dulu.. aku nanti akan kembali lagi.. Anyeong, JungSun-ahh” katanya sambil berlalu menuju pintu rumahku.
“Nae.. gomawoyo MinHo-ya..” kataku.
Aku merasa bersalah atas tindakanku yang tak menghiraukannya.. Dia sudah menungguku berjam-jam, tapi aku tak segera datang menemuinya.. Tak kurasa juga air mataku mulai menetes. Gara-gara aku, dia jadi seperti ini.. JongHyun-ahh.. Mianhae.. Jika seperti ini jadinya, aku tak akan meminta untuk bertemu denganmu.. Sebenarnya apa yang ingin kau katakan padaku?? Kenapa kau jadi seperti ini??
Sudah ½ jam dia seperti ini, tapi dia tak sadar-sadar juga.. Kumohon JongHyun sadarlah.. Tak lama kemudian, aku mendengar suara HP.. Aku yakin itu suara HP JongHyun.. Aku pun mencari asal suara itu.. Ku ambil HP itu dari saku celana JongHyun.. Tertulis nama KiBum di layar HP itu.. Aku pun mengangkatnya..
KB : “Yeoboseyo.. JongHyun-ahh.. kau kemana saja.. aku sudah lama menunggumu di rumahmu..”
JS : “Yeoboseyo.. apa kau teman JongHyun-ssi..”
KB : “Nae.. kau siapa..”
JS : “JungSun imnida.. JongHyun-ssi sedang berada di rumahku.. badannya panas sekali.. sepertinya dia demam.. bisa kau menjemputnya..”
KB : “Nae.. di mana rumahmu..”
JS : “Di dekat SHINee Park..”
KB : “Oh.. nae.. aku tau tempat itu.. jaga JongHyun sebentar ya.. aku akan menjemputnya sekarang..”
JS : “Tentu..”
Telpon pun ditutup..
“JongHyun-ahh.. Jebal.. Sadarlah.. Aku janji akan menemanimu makan lagi.. Tapi kumohon.. Sadarlah..” kataku sambil meneteskan air mata.
“JungSun-ahh.. waeyo.. kau menangis??” tanya JongHyun lemah.
“Aniya.. aku tak menangis.. aku hanya kelilipan aja ko’..” kataku mengelak.
“Kau tak bisa bohong padaku.. mianhae.. karena aku telah membuatmu menangis..” kata JongHyun.
“Kenapa sih.. kau masih nekat saja menungguku di taman itu.. kau tau sendiri kalau sekarang sedang terjadi salju..” kataku.
“Karena.. aku ingin membicarakan suatu hal yang sangat penting..” kata JongHyun.
“Emang kamu mau ngomong apaan sih..” kataku.
JongHyun yang masih lemas pun memaksakan dirinya untuk duduk..
“JongHyun-ssi.. kau kan belum sehat benar.. aku bilang jangan nekat..” kataku.
“Mungkin aku terlalu cepat untuk mengatakannya.. JungSun-ahh.. aku.. aku..” kata JongHyun yang kemudian terpotong karena ada seseorang yang mengetuk pintu rumahku.
“Nae.. masuk aja pintunya ga’ dikunci ko’..” kataku.
“JongHyun-ahh.. gwencanayo??” kata seseorang yang tak aku kenal.
Sepertinya aku pernah mendengar suaranya itu.
“Nae.. gwencana KiBum-ahh.. kau tau dari mana kalau aku ada di sini..” tanya JongHyun.
Ohh.. ternyata dia adalah KiBum.. namja yang menelpon JongHyun tadi..
“Aku tadi menelponmu.. tapi.. bukan kau yang mengangkatnya.. aku tak tau siapa.. yang aku tau dia itu seorang yeoja..” kata KiBum
“Apa kau yang bernama JungSun..” kata KiBum mengarahkan pandangannya padaku.
“Nae.. aku yang mengangkat telponmu..” kataku.
“Gomawo JungSun-ahh.. JongHyun-ahh.. ayo kita pergi ke dokter.. aku takut demammu akan lebih parah..” kata KiBum.
“Aku tak apa.. mungkin hanya demam kecil saja.. kau tak perlu kuatir seperti itu..” kata JongHyun.
“JongHyun-ssi.. benar kata Kibum-ssi.. kau sudah lama berada dalam salju dengan pakaian seperti itu.. tanpa penghangat satupun.. kau nanti bisa sakit lebih parah ” kataku.
“What?? Kau demam karena berada di salju.. kenapa kau tak bilang dari tadi.. sekarang kau tak bisa menolak.. kau harus pergi ke dokter.. SEKARANG..” kata KiBum.
“Nae..” kata JongHyun.
“Ohh.. ya.. JungSun-ahh.. kau tau namaku dari mana??” tanya KiBum heran.
“Dari layar HP JongHyun-ssi dan dari ucapan JongHyun-ssi saat kau datang..” kataku menjelaskan.
“Oh.. nae..” kata KiBum singkat.
“JungSun-ahh.. aku pulang dulu ya.. jangan kangen denganku lho..” kataku JongHyun sambil tertawa kecil.
“Aku ga’ akan kangen denganmu tau..” kataku.
“Aku tak yakin dengan ucapanmu itu..” kata JongHyun.
“Kalian ini pacaran ya..” kata KiBum.
“Aniya.. dia bukan namjachinguku..” kataku berteriak.
“Mwo.. kau bilang aku bukan namjachingumu.. apa kau tak ingat kalau kita pernah berpacaran” kata JongHyun.
Aku pun mengingat semua pembicaraanku dengannya.. Apakah benar aku pernah berpacaran dengannya?? Arghh.. kenapa aku tak ingat semuanya..
“Kau memang benar-benar lucu ketika kau sedang berpikir.. jangan pikirkan ucapanku tadi.. hehm.. aku hanya bercanda..” kata JongHyun sambil tertawa yang diikuti oleh KiBum..
Huh.. kalian memang benar-benar menyebalkan..
“Ya sudah kalau begitu.. JungSun-ahh.. aku dan JongHyun mau pulang sekarang.. mianhae karena kami telah merepotkanmu..” kata KiBum.
“Aniya.. aku tak merepotkan.. kau saja yang mengganggu..” kata JongHyun.
“Apa kau bilang..” kata KiBum jengkel sambil memanyunkan mulutnya.
“Sudah.. kalian pulang saja.. jangan berdebat di sini.. KiBum-ssi.. jangan lupa antar JongHyun ke dokter..” kataku.
“Nae..”
“Ya sudah.. kalian cepat pulang sana..” kataku.
“Nae.. gomawo JungSun-ahh..” kata KiBum.
“Jaga dirimu baik-baik.. kau jangan berbuat macam-macam dengan namja yang bernama MinHo.. kalau ada yang mengganggumu bilang saja padaku.. akan kuhajar dia.. dan..” kata JongHyun seperti ingin berbicara sesuatu yang penting.
“Dan mwo??” tanyaku singkat.
“Aku akan meneruskan pembicaraan kita tadi saat aku sudah sembuh total..” kata JongHyun.
“Nae..” kataku singkat.
Mereka pun akhirnya pergi juga dari rumahku.. Apa ya yang ingin JongHyun bicarakan padaku.. Hah.. ya sudahlah.. tinggal menunggu JongHyun sembuh.. baru aku bisa mengetahui apa yang ingin dia bicarakan.. Eits.. tunggu.. tadi dia berkata MinHo.. Dia tau dari mana tentang MinHo.. Apa tadi dia sudah sadar saat MinHo sedang membantuku tadi?? Ah.. ya sudahlah.. aku tak usah memikirkan semua itu..
Tiba-tiba ada seseorang yang mengetuk pintu rumahku..
“Nae..” kataku sambil membukakan pintu.
“JungSun-ahh..” kata MinHo.
“Nae.. MinHo-ya.. waeyo..” kataku.
“Di mana teman namjamu tadi??” tanya MinHo.
“JongHyun?? Dia sudah pulang.. di jemput sama temannya.. waeyo??” tanyaku.
“Ohh.. gwencana.. kalau begitu.. aku pulang aja ya.. Anyeong..” kata MinHo.
“Anyeong..” kataku.
Hehm.. sekarang aku sendiri lagi.. Ya mungkin sudah nasibku.. Huh.. enaknya ngapain ya?? Apa aku mengirim message pada JongHyun saja.. Tapi.. dia pasti sekarang sedang istirahat.. Hah.. rasanya dunia sepi tanpa kehadirannya.. Arghh.. aku ini kenapa?? JungSun-ahh.. kau tak pernah seperti ini?? Ada apa denganmu?? Aku pun memutuskan pergi keluar rumah menghilangkan kepenatan di dalam rumah.. Dengan menggunakan sweater dan syal juga celana tebal, aku pun akhirnya keluar rumah..
Aku pergi ke suatu tempat.. Mungkin aku hanya pergi ke tempat yang dekat dengan rumahku.. Saat aku melihat taman yang ditempati JongHyun untuk menungguku tadi, seperti ada sesuatu yang menarikku untuk pergi menuju tempat itu.. Aku pun pergi ke taman itu dan menduduki sebuah kursi yang ada di taman itu.. Tepatnya tempat duduk yang tadi sempat diduduki oleh JongHyun..
Aku berada di tempat ini mungkin sudah sangat lama.. Tapi.. aku tak merasa selama waktu berjalan.. Aku merasa sangat nyaman berada di tempat ini.. Tak ingin pergi dari sini.. Tapi udara dan cuaca telah memaksaku untuk pulang.. Pergi ke rumah dan menghangatkan tubuh.. Ya.. mungkin itu yang harus aku lakukan saat ini.. Berat rasanya pergi dari tempat ini.. Aku tak tau mengapa..
Saat aku melangkahkan kakiku pergi menjauh dari tempat ini, baru beberapa langkah aku pun terhenti.. Aku merasa kakiku telah menendang sesuatu.. Aku pun mengambilnya dan kubawa pulang.. Sesampaiku di rumah.. Aku pun langsung menghangatkan tubuhku.. Saat aku sedang meminum secangkir the hangat yang telah aku hidangkan hanya untukku.. Aku tertarik melihat sesuatu yang kutemukan di taman tadi.. Sebuah kotak kecil yang mengagumkan bagiku.. Warnanya yang menarik hatiku untuk melihat dan membukanya..
Kulihat sebuah kalung berada di dalamnya.. Aku tak tau milik siapa kalug itu.. Jika aku melihatnya.. Ada sebuah rasa untuk memilikinya.. Kalung itu memang sangat serasi dengan kotaknya.. Sangat indah dan menarik hati.. Saat aku lihat kalung itu, aku langsung terbayang dengan JongHyun.. Seperti dia yang menyuruhku untuk melihat, menyimpan, dan memakai kalung itu.. Di balik kalung itu tertuliskan J&J.. Jika kalung ini benar milik JongHyun.. Maka pasti JongHyun & J………… Siapakah yeoja yang sudah menaklukkan hatinya?? Apa saat sekolah besok aku tanyakan saja padanya?? Ya.. itulah jalan terbaik untuk mengobati rasa penasaranku..
Huahmpp.. Jam berapakah sekarang?? What?? Sekarang sudah jam 05.30?? Oh.. aku bangun kesiangan.. Aku harus cepat-cepat sebelum terlambat.. Biasanya jika aku bangun kesiangan, umma selalu membantuku.. Tapi sekarang.. aku sendiri.. umma dan appa tak ada di rumah.. Bagaimana keadaan mereka?? Umma.. Appa.. Bogoshipo..
~Di sekolah~
“Anyeong.. yeoja babo..” kata seseorang saat aku melewati pagar sekolah.
Sepertinya, aku mengenal suara itu.. Aku sudah tak asing lagi dengan suara itu.. Yang pernah memanggilku Babo hanya ada 1 orang.. Seorang namja yang sangat aku rindukan..
“JongHyun-ssi..” kataku menebak.
“Otteoke??” kata JongHyun.
“Nae.. aku baik-baik saja.. seharusnya aku yang tanya seperti itu.. otteoke??” kataku.
“Aku.. hehm.. aku juga baik.. sangat baik.. aku sudah siap menjalani hari ini lagi.. dan yang pasti bersamamu..” kata JongHyun mendekatiku.
“Mwo.. apa katamu??” kataku heran.
“Sudahlah jangan kau dengarkan hal tadi.. anggap saja aku tak pernah bicara apapun padamu..” kata JongHyun.
“Ta.. tapi..” kataku.
“Sudahlah.. kajja.. ppali.. apa kau mau kita terlambat..” kata JongHyun sambil menarik tanganku.
Akhirnya kita pun masuk ke kalas masing-masing.. Oh my god.. Aku lupa menanyakan tentang kalung yang aku temukan di dekat tempat duduk di taman kemarin.. Ya sudahlah.. Aku masih punya banyak waktu untuk menanyakannya..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar